Kamis, 13 Februari 2014

Rahasia Langit dan Laut Berwarna Biru

Pernahkah kamu berpikir mengapa langit dan laut itu tampak biru? Padahal kalau kita dekati, langit dan laut itu tidak berwarna. Warna biru yang kita lihat di langit itu merupakan hasil dispersi cahaya matahari. Matahari memancarkan cahaya putih ke bumi. Bumi dilindungi oleh atmosfer yang tersusun dari berbagai macam gas seperti nitrogen, oksigen, argon, dan juga uap air yang akan menyerap cahaya putih tadi.
Mengapa ya langit berwarna biru?
Mengapa ya langit berwarna biru?
Kalau kamu ingat, di pelajaran fisika pernah disinggung mengenai cahaya putih yang jika dilewatkan bidang prisma, maka akan terdispersi menjadi spektrum cahaya. Nah, begitu juga dengan cahaya matahari, cahaya ini setelah masuk melewati atmosfer bumi, akan terdispersi menjadi berbagai macam panjang gelombang. Masing-masing panjang gelombang ini akan muncul sebagai berbagai macam warna seperti warna pelangi. Setiap warna dipancarkan pada ketebalan prisma yang berbeda. Panjang gelombang yang tinggi jika ditangkap oleh mata akan terlihat sebagai warna merah, orange, dan kuning. Sedangkan panjang gelombang yang rendah dikenali oleh mata sebagai warna biru, ungu, dan hijau. Warna-warna yang memiliki panjang gelombang tinggi tadi akan diteruskan secara lurus sedangkan warna-warna yang panjang gelombangnya rendah akan disebarkan ke segala arah. Itulah mengapa warna biru menjadi dominan di langit karena warna biru dari cahaya matahari disebarkan ke segala arah. Peristiwa ini dinamakan Rayleigh scattering. Menurut Rayleigh, cahaya yang memiliki panjang gelombang rendah akan memiliki intensitas perpendaran yang lebih besar.
Ketika senja menjelang, langit akan berubah warna menjadi merah kekuningan. Hal ini terjadi karena posisi matahari yang tadinya tepat di atas kita berubah menjadi serong sehingga jarak pandang kita juga berubah. Karena jarak yang berubah ini, maka ketebalan atmosfer yang ditembus cahaya matahari hingga ke mata kita juga bertambah tebal. Atmosfer bumi kita dapat dianalogikan seperti prisma yang akan meneruskan cahaya dengan warna tertentu pada ketebalan tertentu. Warna yang memiliki panjang gelombang tinggi seperti warna merah diteruskan pada atmosfer yang lebih tebal sehingga warna langit tampak merah jingga pada saat matahari terbit atau terbenam. Warna biru pada laut tak lain merupakan pantulan dari warna langit. Begitulah ceritanya, mengapa langit dan laut berwarna biru.





Sumber : http://sains.me/459/rahasia-langit-dan-laut-berwarna-biru.html/


Penyebab Air Laut Terasa Asin

Mengapa ya air laut rasanya asin?
Mengapa ya air laut rasanya asin?
Kamu pernah ke pantai? Pastinya pernah kan? Terkadang ketika berenang di pantai kita secara tidak sengaja meminum air laut atau setidaknya memasuki mulut kita sehingga kita merasakan rasa asin dari air laut. Sebenarnya apa sih yang menyebabkan air laut asin itu?
Air laut berasal dari air hujan yang turun yang mengalir melalui sungai-sungai dan pada akhirnya bermuara di laut,
setelah itu akan mengalami menguap menjadi awan dan turun kembali menjadi hujan. Sepanjang proses tersebut, air yang mengalir melalui sungai-sungai membawa garam-garam mineral seperti kalium, kalsium, natrium dan lain-lain. Garam-garam mineral tersebut didapatkan dari batu-batuan serta kerak bumi yang dilalui sepanjang air mengalir. Saat sampai di laut, garam-garam mineral tersebut tetap tinggal sedangkan H2O menguap menjadi awan. Garam-garam mineral yang tinggal inilah yang membuat air laut menjadi asin.
Tingkat keasinan air laut di setiap bagian dunia berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh keadaan suhu yang berbeda-beda. Sebagai contoh Laut Mati di Israel, karena suhu yang panas, penguapan yang dilakukan pun lebih besar sehingga tingkat keasinan air lautnya semakin tinggi. Kadar garam Laut Mati sekitar 30% lebih tinggi dibandingkan air laut pada umumnya sehingga airnya pun 9 kali lebih asin dibandingkan air laut biasa.





Sumber : http://sains.me/485/penyebab-air-laut-terasa-asin.html/


Dibalik Sengatan Ubur-ubur


Benarkah sengatan ubur-ubur bisa menyebabkan kematian?
Benarkah sengatan ubur-ubur bisa menyebabkan kematian?
Ubur-ubur merupakan salah satu makhluk hidup yang ada di laut. Badannya yang bening dan lunak seperti jelly membuatnya menjadi salah satu makhluk di laut yang lucu. Tetapi banyak orang yang takut memegang atau menemui ubur-ubur. Mengapa demikian? Tidak lain hal ini dikarenakan ubur-ubur yang memiliki sengat, persis seperti lebah.  Bahkan katanya sengatan ubur-ubur ini lebih berbahaya. Benarkah demikian?
Kita lihat dulu bagaimana si ubur-ubur ini bisa menyengat. Dalam tentakel yang dimiliki oleh ubur-ubur tersebut terdapat sebuah sel yang bernama nematosit. Ketika tentakel ubur-ubur itu menyentuh ikan atau manusia, nematosit akan memicu bagian penyengat pada tentakel ubur-ubur tersebut untuk mengeluarkan zat penyengat atau disebut juga venom. Sekedar informasi, sebuah nematosit dapat mengeluarkan ratusan zat penyengat. Wow, cukup banyak juga ya.
Lantas, seberapa bahaya sih sengatan ubur-ubur bagi manusia? Sebenarnya tingkat bahaya sengatan ubur-ubur tergantung pada jenis ubur-ubur yang menyengat. Sengatan beberapa jenis ubur-ubur memang tidak berbahaya, tetapi ada pula yang sengatannya dapat berakibat fatal. Beberapa bahkan dapat menyebabkan kematian pada spesies tertentu, tetapi umumnya tidak sampai mematikan manusia. Meski demikian, sengatan ini dapat menimbulkan rasa sakit hingga 2 hari. Cukup menyiksa juga ya. Dalam beberapa kasus, bagian penyengat pada ubur-ubur bisa tertinggal dalam tubuh kita dan menyebarkan venom lebih banyak lagi.
Sebenarnya banyak cara untuk meredakan sakit akibat serangan ubur-ubur ini. Yang paling umum dikenal adalah dengan menempelkan handuk yang direndam dalam air hangat atau cuka. Jika ada bagian penyengat yang tertinggal di tubuh segeralah dikeluarkan. Tetapi apabila sengatan ini menyebabkan sesak nafas, infeksi, atau gejala lain yang menunjukkan bahwa sengatan tersebut berakibat parah, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Jadi jangan takut lagi ya, asal ditangani dengan baik, efek dari sengatan ubur-ubur dapat disembuhkan.




Sumber : http://sains.me/1396/misteri-dibalik-sengatan-ubur-ubur.html/

Dibalik Suara yang Kita Dengar

[Ilustrasi] bagaimana prosesnya kita mendengar suara?
[Ilustrasi] bagaimana prosesnya kita mendengar suara?
Setiap harinya kita selalu mendengar berbagai macam suara. Mulai dari suara kita sendiri, suara hewan-hewan di sekitar kita, sampai suara dalam lagu maupun film. Semuanya setiap hari berdengung di telinga kita. Tetapi pernahkah kamu berpikir sebenarnya apakah suara itu? Bagaimana suara bisa terdengar di telinga kita? Bagaimana bisa ada suara yang tinggi dan rendah, juga suara yang lantang dan lirih?
Baiklah, kalau begitu sebenarnya apa sih suara itu? Suara itu tidak lain adalah gelombang dari tekanan udara. Ketika ada sebuah suara, molekul-molekul yang ada di udara termampatkan sesaat. Ini menyebabkan timbulnya gelombang akibat perubahan tekanan sesaat itu. Umumnya, gelombang suara ini bersifat periodik, artinya pola gelombangnya berulang setiap sekian waktu tertentu.
Setiap gelombang dikarakterisasi dari dua komponennya, yaitu frekuensi dan amplitudo. Frekuensi sendiri merupakan banyaknya satu periode gelombang dalam satu waktu tertentu. Frekuensi ini dinyatakan dalam satuah Hertz (Hz). Sedangkan amplitudo merupakan jarak antara nilai tertinggi dan nilai terendah dalam satu periode gelombang. Amplitudo gelombang suara ini dinyatakan dalam satuan desibel (dB). Nah, dalam gelombang suara, tinggi rendahnya frekuensi berpengaruh pada tinggi rendahnya nada suara yang kita dengar. Sedangkan tinggi rendahnya amplitudo dalam suatu gelombang berpengaruh pada keras atau lemahnya volume suara yang kita dengar.
Kemudian, gelombang suara itu masuk ke dalam telinga kita. Telinga kita kemudian mengubahnya menjadi rangsangan bagi saraf pendengaran. Rangsangan tersebut kemudian diterjemahkan oleh otak kita sebagai suara yang kita dengar. Oh iya, tahukah kamu batasan suara yang bisa kita dengar? Untuk frekuensi, batasan frekuensi suara yang bisa kita dengar adalah 20 – 20000 Hz. Rentang frekuensi itu disebut juga rentang audiosonik. Sedangkan amplitudo gelombang suara yang bisa kita dengar adalah di bawah 120 dB, tetapi umumnya suara yang nyaman didengar oleh kita hanya yang kurang dari 80 dB.




Sumber : http://sains.me/1475/dibalik-suara-yang-kita-dengar.html/